Siapa Kita Lima Tahun yang Lalu??
Pulau Kei, Maluku, 2015 |
Membaca website ini, membuat saya bercermin secara berulang-ulang. Salah satunya sebuah tulisan yang jika tidak salah saya tulis tahun 2012 dengan judul 'My Way' tidak begitu rapi, katakan saja berantakan! Saat itu saya hanya menulis, tidak memikirkan apapun. Saya hanya ingin bercerita dengan apa yang saya mampu, yah saat itu. Kenyataannya tulisan itu tidak pernah selesai. Saya juga tidak akan mengedit tulisan itu, biarlah.
Hari ini, saya mengenang banyak hal mengenai sebuah perjalanan. Pemicunya sebuah film yang menceritakan sekumpulan anak muda yang melakukan perjalanan mendaki gunung di Indonesia. Namun, entah kenapa saya merasa dibawa menciumi lagi bau rumput bercampur tanah basah dan aroma kayu yang dibakar. Saya rindu Gn Semeru, Rinjani, Tebing Citatah, dan langkah-langkah yang merdeka itu!!
Jika ada sebuah pepatah mengatakan, “Kamu yang sekarang adalah apa yang kamu lakukan pada lima tahun ke belakang". Mungkin, hidup saya sekarang tidak begitu melenceng jauh. Dalam hal ini saya tidak sedang membicarakan hal besar; bukan perjalanan keliling dunia, mendaki tujuh gunung tertinggi dunia. Bukan. Saya hanya sedang membicarakan saya dengan sebuah perjalanan. Entah itu Jakarta - Bandung menaiki kereta, atau sekedar keluar rumah dan melakukan hiking sederhana di sekitaran Lembang.
Saya selalu dihadapkan dengan banyak perjalanan (perjalanan dekat ataupun jauh walaupun hanya di Indonesia). Semuanya dimulai dari tulisan yang dibuat pada tahun 2012, sampai sekarang. Perjalanan: Rasanya tetap sama, nyaman. Dalam sebuah perjalanan ada banyak sekali pemikiran-pemikiran yang ikut berpindah dari satu kota ke kota lain, dari satu pulau ke pulau lain, dari satu hari ke hari lainnya. Bahkan terkadang pikiran, tempat, dan waktu saling bertumpang tindih berkejaran meminta dikenang. Dalam perjalanan kadang kita merasa menyesal, bahagia, sekaligus rindu. Jika semua perasaan tersebut bergolak, tidak ada yang dapat saya lakukan selain larut mengikuti apa yang perjalanan sajikan untuk saya.
Lalu tadi siang melihat sebuah film mngenai perjalanan, saya merasa dibantu melihat masa lalu. Tersenyum, terkenang, lagi-lagi rindu. Saya mencoba menghitung-hitung lagi, siapa saja orang-orang yang pernah saya temui dalam sebuah perjalanan? Gunung mana saja? Jalanan apa? Malam, Siang? Ah, bagi saya yang belum kemana-mana ini saja, rasanya sulit menghitung satu persatu kegiatan berpindah tempat yang saya lakukan lima tahun ke belakang. Apalagi bagi kalian yang melakukan perjalanan dengan rutin.
Intinya saya merindukan jingga yang bertengger di puncak hari, saat perjalanan melelahkan dihabiskan. Berbincang-bincang dengan teman seperjalanan/sependakian mengenai malam yang panjang, merasakan angin dingin. Melewati diri sendiri dengan mengabaikan keringat yang mengalir diseluruh tubuh. Hal-hal tersebut yang membuat saya merasa hidup.
Itu semua masih sangat mungkin saya lakukan. Hanya beberapa hal mungkin tidak. Misalnya; Partner perjalanan yang berbeda, bukan orang-orang yang dulu (beberapa teman mungkin pensiun dari kegiatan yang seolah tanpa tujuan ini), pikiran saya yang tidak sebebas dulu, dan keadaan yang berubah (beberapa trek khususnya di bandung sudah mengalami kemajuan dengan dibuatnya jalanan aspal, alhasil saya tidak dapat mengenang sensasi perjalanan saya dengan teman-teman dulu, sewaktu masih jalanan tanah, tanpa kendaraan lalu lalang).
Kembali kepada pertanyaannya, Siapa kita lima tahun lalu? Jawabannya adalah: Kita adalah orang yang menyukai perjalanan dengan perasaan rindu yang terpendam terhadap tempat yang nyaman, yaitu: Rumah.
Komentar
Posting Komentar