Surat Cinta untuk Makhluk Halus

Sudah beberapa hari ini aku tertidur di waktu pagi, entah mengapa aku membenci malam. Aku takut ketika aku tidur ada sesuatu yang terlewatkan atau hilang seketika. Nyawaku masih menempel di tubuh yang sedikit rapuh ini. Di depan laptopku, asap nikotin menari berlarian dengan caffein yang sudah entah beberapa kali kuhirup, kuulangi gerakkan ini terus menerus. Menulis sesuatu yang tak pasti, membuat surat untuk orang yang tak pernah ada.

Asap rokok ini yang selalu menemani setiap nafas yang kuhirup melalui lubang hidung dimalam buta. Terlintas sedikit tentang makhluk halus disuatu malam di bawah pohon pinus. "Seperti apa kurasakan?" Entahlah. Aku mencintainya sepenuh hati, Sepenuh jiwa. Makhluk halus ini pernah ada dan mengisi setiap ruang kosong yang kumiliki dan menghabiskan setiap tetes waktu yang kumiliki. Sehingga malam ini aku berniat mengiriminya sebuah surat, sebuah sapaan perpisahan yang lembut.

Untukmu yang teramat halus, 


Ku katakan sejak awal bahwa kita tak bisa bersama. Cepat atau lambat kita akan menjadi tajam dan saling melukai satu sama lain, kita akan menjadi panas dan saling membakar kelak. Dan luka yang telah lama menganga dengan terpaksa kita amputasi sehingga hilang dari tubuh kita. 


Kehilangan beberapa organ vital dari tubuh kita dan kehilangan fungsi. Aku tak pernah menyangkal tentang perasaan pahit ataupun manis, semuanya selalu kukatakan secara gamblang sekalipun tidak tepat ditelingamu. Kini kau meronta memaksa semuanya terjadi. Sekalipun aku berlari dan kau mengejarnya dengan sesuatu yang lebih cepat. Semuanya hanya akan menjadi sia - sia saja. Alam ini pernah menyatukan kita, membuat sebuah warna baru diluar warna yang sudah ada, Terlalu lama sudah kuputuskan untuk tidur diatas tanah kering tandus tak pernah hijau sekalipun.


Suatu bayangan halus yang membayangiku terus menerus. Sosoknya abstak tak bisa kugambarkan. Menggodaku, mengganggu dan mencari titik malasku. Terkadang kau begitu indah, bisa membelaiku dan terasa nyata. Suatu kecurangan terjadi saat aku tak bisa melihat dan menyentuhmu. Semuanya berlangsung di dalam pikiran semu dan mayaku saja. "Makanya aku bilang, Kapan kau akan datang?", Jika tidak bisa, ya sesuai dengan surat ini, kita berpisah sampai disini.


Kumohon jangan membayangiku lagi. Jangan mencari - cari celah di atap rumahku saat hujan atau membuat lubang bersama tikus, jika akhirnya kau harus pergi. mungkin, masih ada yang lebih baik dan indah dari apa yang kau miliki sekarang. Dan perlahan air matamu menggenang mengelilingi bola matamu. Aku tak mampu melihatnya sebegitu kuat. Saat kau mematahkan banyak mimpiku ketika aku mulai tertidur. Aku mohon hentikan semua ini sebelum badai datang melapisi malam.


 "Tutup jendela kamarmu karena aku tak akan datang melalui itu kala ini. Didalam mimpimu saja aku akan datang sesekali. Memberi kabar tentang aku dan butir - butir rinduku padamu". Kecuali kau memintaku menyembahmu kembali.

Sekian surat ini aku buat mewakili rasa rindu yang menggebu, sekarang kembalikan merpatiku sebelum pagi datang.

Salam rindu



Seperti inilah surat yang ku buat untuk makhluk halus ciptaan tuhan. Makhluk yang menenangkan dan memiliki racun yang membius seketika. Semoga kalian semua mengerti tentang definisi "Makhluk halus"; yang kumaksudkan. Sehalus keindahan, selembut kain sutra, seindah pemandangan Alam.

Komentar

Posting Komentar

Postingan Populer